Angklung dikenal sebagai alat musik tradisional dari Jawa Barat yang dinobatkan sebagai warisan budaya takbenda oleh Unesco terhadap 16 November 2011. Semenjak penobatan tersebut, tanggal 16 November kemudian diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia. Secara umum angklung dimainkan dengan cara digoyangkan, tapi ada 3 teknik yang mampu digunakan untuk memainkan angklung, yaitu kurulung, cetok, dan tengkep. Ketiga teknik permainan ini menghasilkan bunyi yang berbeda-beda dan mampu digunakkan pad algu yang sama.
Alat musik yang terbuat dari bambu ini adalah keliru satu alat musik tertua yang ada di Indonesia. Menurut data Kemendikbud, angklung telah ada sebelum saat budaya Hindu Budha masuk ke Indonesia. Pada jaman kerajaan Sunda, angklung dimainkan terhadap selagi upacara ritual untuk Nyai Sri Pohaci yang merupakan perwujudan lain dari Dewi sri atau Dewi Kesuburan.
Angklung merupakan alat musik melodis tradisional yang terdiri dari dua tabung bambu. Kedua tabung diukir supaya mempunyai suara resonansi selagi dipukul dan dipasang rangka bambu. Kedua tabung ini disetel ke oktaf bagian bawah bingkai, di mana cara memainkan angkung dipegang dengan satu tangan, selagi tangan lainnya menggoyang instrumen dengan cepat kekanan dan kiri untuk slot777 mengupas lebih jauh tentang angklung, tersebut ulasan Liputan6.com tentang angklung beserta jenis-jeninya dari beraneka sumber, Rabu (16/11/2022).
Nama angklung berasal dari kata di dalam bahasa sunda ‘angka’ yang artinya suara dan ‘lung’ yang artinya patah atau hilang. Jika disimpulkan secara keseluruhan angklung artinya suara yang tidak lengkap. Hal ini sebab satu instrumen angklung cuma mampu berbunyi terhadap satu tangga suara saja. Untuk mampu memainkan satu lagu utuh setidaknya diperlukan 8 buah angklung.
Kurulung atau teknik getar, merupakan teknik paling banyak dipakai selagi memainkan angklung. Pada teknik ini tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berulang-kali sepanjang suara inginkan dimainkan. Teknik centok atau sentak, adalah teknik di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, supaya angklung bakal berbunyi sekali saja (stacato).
Sedangkan teknik tengkep, mirip seperti kurulung tapi keliru satu tabung ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini membawa dampak angklung mengeluarkan suara murni atau satu suara melodi saja, tidak dua seperti biasanya. Sementara itu terhadap angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab apabila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).
Meskipun lebih dikenal sebagai alat musik tradisional JAwa Barat, ternyata angklung juga ditemukan di luar Jawa Barat, seperti angklung reog dari Ponorogo. Seiring dengan pertumbuhan zaman para musisi Jawa Barat juga mengembangkan style angklung jadi makin lama beragam.
Angklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo kurang lebih tahun 2008. Kreasi angklung satu ini menggunakan rangka setinggi pinggang yang digunakan untuk meletakan lebih dari satu angklung secara berjajar dengan posisi terbalik dan diberi karet. Untuk memainkannya, seorang pemain memadai men-toel angklung tersebut, dan angklung bakal bergetar lebih dari satu selagi sebab terdapatnya karet.8.
Angklung Sri-MurniAngklung ini merupakan kreasi Eko Mursito Budi yang tertentu diciptakan untuk keperluan robot angklung. Sesuai namanya, satu angklung ini Mengenakan dua atau lebih tabung suara yang nadanya sama, supaya bakal menghasilkan suara murni atau mono-tonal. Ini berlainan dengan angklung padaeng yang multi-tonal. Dengan inspirasi simple ini, robot dengan gampang memainkan gabungan lebih dari satu angklung secara simultan untuk menirukan pengaruh angklung melodi maupun angklung akompanimen.